Penyuluhan Gizi-Kesehatan dengan Metode Kontak Ibu dalam Upaya Meningkatkan Perilaku Sehat Ibu Selama Hamil, Menyusui dan Memberi Makanan Bayi dan Anak Balita
Posting ulang Dunia Gizi
Upaya untuk mencapai derajat kesehatan optimum seperti diharapkan dalam paradigma sehat tahun 2010-2015 yaitu mengutamakan kegiatan promotif dan preventif yang mendukung upaya kuratif dan rehabilitatif merupakan suatu strategi yang perlu dilaksanakan.
Research Report from JKPKBPPK Oleh : Jajah K. Husaini, dkk, Center for Research and Development of Nutrition and Food, NIHRD
Subjek : ATTITUTE TO HEALTH; PREGNANCY; LACTATION; INFANT
Sumber pengambilan dokumen : Abstrak Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Tahun 2000
Upaya pemerintah selama ini untuk mengatasi menurunnya derajat kesehatan masyarakat karena adanya krisis tidak cukup dengan PMT serta melakukan upaya by pass seperti pemberian pil besi, kapsul vitamin A dan kapsul yodium tetapi harus dilengkapi dengan upaya yang lebih permanen yaitu terjadinya perubahan perilaku. Perlu dikembangkan suatu metode penyuluhan gizi yang efektif merubah perilaku sebagai satu upaya memberdayakan (enpowering) keluarga untuk dapat mengatasi masalah gizi sesuai dengan kemampuan.
Model sistem penyuluhan gizi-kesehatan melalui kontak ibu dibedakan menurut perlakuan (disupervisi) dan pembanding (tanpa supervisi) yang dilaksanakan di daerah Bogor (wilayah puskesmas Citeureup dan Cileungsi) dan Tanggerang (wilayah puskesmas Pasar Kemis dan Gembong).
Jumlah kontak ibu yang dilatih untuk kelompok perlakuan 21 orang dan untuk kelompok pembanding 20 orang yang melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada sasaran (ibu: hamil, menyusui dan balita) selama 4 bulan. Materi penyuluhan merupakan satu paket yang meliputi nasihat untuk ibu agar berperilaku sehat selama hamil, menyusui dan dalam memberi makan bayi/balita.
Penerapan model sistem penyuluhan gizi dievaluasi dari dua aspek yaitu: (1) intervensi langsung yaitu kinerja (performance) kontak ibu dalam memberikan penyuluhan kepada sasaran; dan (2) intervensi tidak langsung yaitu perubahan perilaku sasaran penyuluhan. Intervensi langsung: (1) kader yang berperan sebagai kontak ibu pada umumnya mempunyai kemampuan berkomunikasi lebih baik serta lebih percaya diri dalam memberikan penyuluhan karena: (a) merasa memiliki "ilmunya" yang sama dengan yang digunakan oleh tenaga medis profesional, dan (b) dengan adanya sistem rujukan informasi tidak ada keengganan bagi kontak ibu maupun klien untuk mencari kejelasan dalam memecahkan masalah gizi-kesehatan yang dihadapi; (2) informasi gizi-kesehatan yang berasal dari kader meningkat setelah dilatih sebagai kontak ibu. Intervensi tidak langsung: perubahan perilaku sasaran penyuluhan ada kecenderungan berubah seperti yang diharapkan tetapi belum dapat dibuktikan secara nyata karena periode folow up kurang lama
Deskripsi Alternatif :
Upaya untuk mencapai derajat kesehatan optimum seperti diharapkan dalam paradigma sehat tahun 2010 yaitu mengutamakan kegiatan promotif dan preventif yang mendukung upaya kuratif dan rehabilitatif merupakan suatu strategi yang perlu dilaksanakan.
Upaya pemerintah selama ini untuk mengatasi menurunnya derajat kesehatan masyarakat karena adanya krisis tidak cukup dengan PMT serta melakukan upaya by pass seperti pemberian pil besi, kapsul vitamin A dan kapsul yodium tetapi harus dilengkapi dengan upaya yang lebih permanen yaitu terjadinya perubahan perilaku. Perlu dikembangkan suatu metode penyuluhan gizi yang efektif merubah perilaku sebagai satu upaya memberdayakan (enpowering) keluarga untuk dapat mengatasi masalah gizi sesuai dengan kemampuan.
Model sistem penyuluhan gizi-kesehatan melalui kontak ibu dibedakan menurut perlakuan (disupervisi) dan pembanding (tanpa supervisi) yang dilaksanakan di daerah Bogor (wilayah puskesmas Citeureup dan Cileungsi) dan Tanggerang (wilayah puskesmas Pasar Kemis dan Gembong).
Jumlah kontak ibu yang dilatih untuk kelompok perlakuan 21 orang dan untuk kelompok pembanding 20 orang yang melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada sasaran (ibu: hamil, menyusui dan balita) selama 4 bulan. Materi penyuluhan merupakan satu paket yang meliputi nasihat untuk ibu agar berperilaku sehat selama hamil, menyusui dan dalam memberi makan bayi/balita.
Penerapan model sistem penyuluhan gizi dievaluasi dari dua aspek yaitu: (1) intervensi langsung yaitu kinerja (performance) kontak ibu dalam memberikan penyuluhan kepada sasaran; dan (2) intervensi tidak langsung yaitu perubahan perilaku sasaran penyuluhan. Intervensi langsung: (1) kader yang berperan sebagai kontak ibu pada umumnya mempunyai kemampuan berkomunikasi lebih baik serta lebih percaya diri dalam memberikan penyuluhan karena: (a) merasa memiliki "ilmunya" yang sama dengan yang digunakan oleh tenaga medis profesional, dan (b) dengan adanya sistem rujukan informasi tidak ada keengganan bagi kontak ibu maupun klien untuk mencari kejelasan dalam memecahkan masalah gizi-kesehatan yang dihadapi; (2) informasi gizi-kesehatan yang berasal dari kader meningkat setelah dilatih sebagai kontak ibu. Intervensi tidak langsung: perubahan perilaku sasaran penyuluhan ada kecenderungan berubah seperti yang diharapkan tetapi belum dapat dibuktikan secara nyata karena periode folow up kurang lama.
Copyrights : Copyright © 2001 by Badan Litbang Kesehatan. Verbatim copying and distribution of this entire article is permitted by author in any medium, provided this notice is preserved.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar